Trenggalek – Media Pondok Jatim (MPJ) Regional Tulungagung-Trenggalek menggelar Madrasah Media yang diikuti 70 santri dari 25 delegasi pondok Trenggalek dan Tulungagung. Puluhan santri mendapat materi desain hingga broadcasting.
Ketua Pelaksana Madrasah Media, Anshori Diya’ menjelaskan madrasah media ini untuk regional Tulungagung Trenggalek sebenarnya bukan yang pertama. Tetapi kalau yang tempatnya di Trenggalek baru pertama kali. Ini event yang ke-4 regional Trenggalek Tulungagung dengan mengklasifikasi beberapa kelas.
“Ada empat kelas, yaitu Kelas Desain Grafis CorelDRAW, Kelas Fotografi kelas broadcasting HP serta terakhir Kelas Edit Short Video. Untuk pemateri dari beberapa pengurus MPJ kalangan sendiri serta yang fotografi itu dari salah satu dosen UIN Tulungagung,” ungkap Anshori Diya’ Kamis (02/02/2023).
Perihal jumlah peserta, ada 70 peserta santri dari perkiraan sekitar 25 utusan pondok pesantren se-Tulungagung Trenggalek. Dengan adanya event ini, Pengurus MPJ Regional Tulungagung-Trenggalek untuk mewadahi para khadim media pondok agar bisa saling bersilaturahmi serta sharing terkait media.
“Insyaallah kedepannya terkait materi nanti tadi sudah disiapkan semacam Link Google Drive sebagai prakteknya hasilnya seperti apa. Foto juga akan dievaluasi dan kedepannya juga akan mengadakan mungkin yang sekedar kopdar sering-sering pokoknya tetap berjalan bersama,” ungkapnya.
Diya’ yang merupakan santri Pondok Pesantren Al-Kautsar Durenan Trenggalek ini menambahkan antusias peserta terbilang bagus. Sebab selama materi hingga praktek langsung diikuti hingga tuntas dan banyak yang aktif bertanya.
“Alhamdululillah peserta cukup aktif dari mereka bertanya sampai prakteknya rela keliling pondok sekadar mengambil video maupun foto sebagai bahan konten,” terangnya.
Pria asal Kalangbret Kauman Tulungagung ini mengajak pondok pesantren di wilayahnya untuk bergabung di Media Pondok Jatim. Pasalnya baru 70 persen di Tulungagung dan 40 persen di Trenggalek yang ikut bergabung.
“Biasanya kita ajak ngopi bareng, kalau ada event kita undang pondok pesantren yang belum bergabung,” tandasnya.
Madrasah media dimulai dari pagi hingga sore dengan materi dasar di masing-masing kelas. Pantauan NU Online Jatim, selepas isya’ ada dialog media dengan mengundang beberapa narasumber. Barulah pukul 22.00 selesai ditutup dengan doa dan foto bersama.
Caption Foto : Santri mendapat materi desain grafis di Trenggalek. (Dokumen MPJ)